Raih Kemenangan Bersama Kami di MARIO4D | BONUS NEW MEMBER 10% | Bonus Cashback Sportbook dan Sabung Ayam 15% | Bonus Refferal 2% | Bonus 2 Minggu Sekali.!!!| Bonus Rollingan 0,8% CASINO | Bonus Rollingan Poker 0.3% | Bonus Rollingan Sport 0.3% | Bonus Rollingan Sabung Ayam 0.3% | Diskon Togel Terbesar 66% | MIN DEPOSIT HANYA 50RB!| BBM : DDE3B370 | LINE : mario4d | WA : +855 96 615 8985

4 Hal Tentang Cinta dan Kehidupan yang Dipelajari Anak Broken Home


Tidak juga. Ada beberapa keadaan yang membuat keadaan rumah jadi harmonis. Keadaan tersebut tak harus terjadi karena orang tua benar-benar berpisah. Banyak anak yang tetap tersiksa, sekalipun orang tuanya masih bersama.

Tengok saja mereka yang hidup seatap dengan ayah-ibu rasa musuh, dengan ayah yang melakukan pelecehan, dengan ibu yang pencandu, dll. Meski tak ada akta cerai di rumah tersebut, namun peribahasa ‘rumahku surgaku’ sudah lama tak berlaku. Untuk lebih jelasnya, silakan baca “Apa Kita Sudah Termasuk Sebagai Anak Broken Home?”.

Sementara perceraian, baik yang berakhir buruk maupun baik-baik, tetap saja menyisakan kekecewaan. Apalagi di momen awal, di mana kita masih harus beradaptasi dengan segala perubahan. Namun seiring waktu, keadaan itu justru menjadi guru yang mengajarkan banyak hal, khususnya tentang cinta dan kehidupan

1. Hidup dan Cinta itu Sulit Diprediksi


Kadang kita sudah optimis bahwa hidup dan cinta dalam keadaan baik-baik saja. Kita akan bahagia selama-lamanya. Namun kehidupan tampaknya tidak suka kalau manusia bernapas tanpa ujian.

Banyak pasangan yang terlihat mesra dan sudah punya anak, namun suatu hari memutuskan untuk berpisah. Banyak juga yang menyendiri lama dan hampir putus asa, namun menemukan figur jodoh yang tak disangka.


Fakta ini mengajarkan anak broken home untuk tidak terlalu berharap kesempurnaan pada cinta dan kehidupan. Sesempurna apapun mereka, cinta dan kehidupan berpeluang menyakiti dengan cara tak terduga. Anak broken home juga belajar untuk tidak menakuti hal-hal yang belum terjadi. Jalani saja hari ini dengan upaya terbaik.

2. Adaptasi/ Penyesuaian



Siapapun yang tak mau beradaptasi, kemungkinan besar tak akan betah menjalani. Demikian juga ketika orang tua berpisah, maka anak broken home seperti memasuki dunia dan petualangan baru.

Mereka menyesuaikan diri dengan keadaan. Mereka tidak memaksa orang tua untuk tinggal serumah lagi dan tidur sekamar lagi. Tak ada yang mengajarkan mereka, namun mereka memahami sendiri situasinya. Sebab jika terus melawan keadaan baru, mereka bisa stres dan tersiksa sendiri.

Dalam hidup dan cinta sendiri, akan banyak hal baru yang mengasah kemampuan kita untuk beradaptasi. Kita tak bisa bergantung selamanya pada jatah orang tua. Dalam suatu waktu, kita mesti hidup mandiri. Kita tak bisa bergantung selamanya pada seseorang. Dalam suatu waktu, bukan tak mungkin kita mesti berjuang tanpa orang tersebut.gan upaya terbaik

3. Lakukan yang Terbaik Walau Perih



Keputusan terbaik tak selamanya manis. Hal ini dicontohkan oleh beberapa orang tua, yang mengklaim kalau perceraian mereka adalah jalan terbaik. Baik untuk diri mereka sendiri, maupun untuk anak-anaknya kelak. Jika alasannya bisa diterima, perceraian memang bisa menjadi solusi pilihan.

Keadaan ini mengajarkan anak broken home untuk jujur terhadap diri sendiri. Jangan sampai bertahan terlalu lama dengan orang dan keadaan yang salah. Jangan sampai memelihara kebiasaan untuk tersenyum palsu demi menyamarkan tangisan dan penderitaan. Jangan sampai mengorbankan kebahagiaan diri sendiri dan pasangan hanya untuk mempertahankan keluarga yang sudah roboh. Penting bagi orang tua untuk menegaskan kalau alasan perceraian mereka bukanlah karena anak, sehingga anak tersebut tidak terus-terusan menyalahkan di

4. Cinta itu Kuat dan Selalu Menang



Sudah naluri orang tua untuk mencintai anak-anaknya. Meski mereka tampak melukai anak dengan jalan bercerai, bukan berarti mereka hanya memikirkan diri sendiri. Justru karena cinta anak, mereka terpaksa mengambil jalan ini.


Bersama tak berarti bahagia. Mereka tak ingin terus-terusan bersama jika tak bahagia. Sebab keadaan tersebut lama-lama akan terasa oleh anak juga.

Tetapi tidak bersama, bukan berarti sudah tidak saling cinta. Meski sudah bercerai, orang tua bahkan selalu mewanti-wanti untuk tidak saling membenci dan dendam. Meski ada anak yang memihak salah-satu orang tua, namun mereka selalu mengingatkan, walau bagaimanapun orang tua kandung tak akan tergantikan.


Kalau peka, luka-luka yang ada justru sering memberikan banyak pelajaran berharga. Demikian

No comments

Theme images by jusant. Powered by Blogger.