Pengakuan Asri Bandar Sabu Pembunuh dan Pembakar Mayat Inah / Sabtu 26 Januari 2019, 10:20 WIB
"Saya nggak tidur sejak pembunuhan itu. Saya diikuti terus sama Inah, dia selalu ikut kemana saja saya pergi, takut," ujar Asri saat memberi keterangan di depan polisi, Sabtu (26/1/2019).
Asri menyerahkan diri diantar langsung oleh keluarganya, Jumat (25/1) sekitar pukul 21.30 WIB. Setibanya di Jatanras Polda Sumsel, Asri terlihat pucat, mata sayup-sayup karena sudah 5 hari tidak tidur.
Diakui Asri, setelah menghabisi nyawa korban dia langsung lari ke beberapa daerah, mulai dari Belitung, OKU Timur, Prabumulih, Lahat, Lubuklinggau, hingga balik lagi ke Palembang.
Asri mengaku tidak ada tidur sekalipun alias memejamkan mata sekalipun dalam pelariannya. Bahkan, dia menyebut hanya satu kali makan karena dihantui rasa takut.
"Saya nggak ada tidur, nggak ada makan. Jadi setelah bunuh Inah itu ya saya pergi naik motor terus keliling. Eh, adalah satu kali makan, itu pun makan ubi," katanya.
Setelah 5 hari lari, Asri kehabisan uang. Asri akhirnya datang menemui saudara di Kota Palembang dan meminta untuk diantarkan ke Mapolda Sumsel. Takut ditembak, disebut menjadi alasan Asri lainnya menyerahkan diri.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, Asri mengaku menjadi otak pelaku pembunuhan Inah. Aksi sadisnya dilakukan karena korban memiliki utang sabu yang harganya Rp 1,5 juta.
"Dia ada utang Rp 1,5 juta. Utang sabu tidak dibayar, waktu ditagih dia marah," sambung Asri.
"Dia bilang katanya sabu dari saya itu tidak bagus, basah. Banyak yang Inah bilang sambil ngomel-ngomel ke saya," katanya lagi.
Inah merupakan korban pemerkosaan dan pembunuhan sadis oleh Asri yang mayatnya hangus dibakar. Selain Asri, polisi sudah lebih dulu menangkap 4 pelaku, Abdul Malik (21), Feriyanto (25) serta 2 anak di bawah umur, FB (16 dan YG (16).
No comments